Yang Terindah dari Butiran Darah

Kau berhasil menyentuh hatiku.


Hingga kini getarannya masih tersisa, 
di setiap aromamu yang menguar
 di hempasan udara yang kuhirup. 


Kau berhasil menyentuh hatiku .


Hingga ketika ia terluka pun 
aku dapat menuliskannya dengan begitu indah,
Meski hanya dari butiran darah.


Kau berhasil menyentuh hatiku.


Hingga ketika kau menghilang pun,
degupannya masih serupa suaramu.


Kau berhasil menyentuh hatiku.
Terimakasih untuk manis yang kau ukir, 
untuk pedih yang kau sayat. 


Aku akan tetap mengurainya dengan anggun,

meski itu adalah prosa tentang luka yang mengering. . .






*5 Nov 2012*

Baca juga

Posting Komentar